Bismillah.
Lucu ya?
Uang Rp 20.000-an terlihat begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid.
Tetapi begitu kecil bila membawanya ke mall.
Tiga puluh menit terasa terlalu lama untuk berdzikir. Tetapi betapa
pendeknya waktu itu untuk menghabiskan waktu dengan orang yang belum tentu
bersama kita.
Betapa lamanya dua jam berada
di Masjid. Namun, betapa cepatnya dua jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop.
Susahnya merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat,
tetapi betapa mudahnya mencari bahan obrolan bila bertemu teman atau pacar.
Betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit, tetapi
betapa bosannya bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan, kelamaan bacaannya.
Merasa sangat membosankan membaca Al-Quran 1 halaman saja, tetapi novel
best-seller 100 halaman pun habis dilalap. Bahkan tidak cukup satu hari.
Orang-orang saling berebut barisan paling depan untuk menonton bola atau konser, tetapi
berebut shaf paling belakang bila dalam shalat agar bisa cepat keluar.
Susahnya punya keinginan berpartisipasi untuk dakwah, tetapi mudahnya
berpartisipasi dalam menyebarkan
gosip.
Begitu banyak orang segan/takut dipanggil sama bos, pejabat, dan orang "besar" lainnya, tapi begitu banyak orang yang cuek jika ada
panggilan adzan.
Betapa semangatnya kita mempelajari ilmu dunia untuk mendapatkan
indeks prestasi (IP) yang terbaik dan disanjung oleh penduduk bumi ketimbang
mempelajari ilmu agama yang jelas-jelas bisa membawa kita menuju surga-Nya
dan disanjung penduduk langit.
Begitu hancurnya hidup ketika orang yang dianggap sebagai sang
"pemilik hati" berkata, " Sudahlah,
kita lebih baik putus!" ketimbang jauh dari sang pemilik
"kehidupan".
Naudzubillah.
Begitu mudahnya mengucapkan pujian kepada orang-orang yang diidolakan
(sekalipun merekaa hina dihadapan-Nya) ketimbang mengucapkan pujian
terhadap-Nya. Apakah berat?
Kita bisa mengirim ribuan jokes lewat email, bbm, blog, fb
ataupun twitter, tetapi bila mengirim
dan menyebarkan yang berkaitan dengan kebaikan sering berpikir dua-kali. Apa
ada yang salah? Apaa itu memalukan?
Ingatlah! Allah
memberikan dunia kepada setiap manusia. Tak pandang ia beriman atau tidak. Tetapi tidak semua manusia bisa
merasakan hidayah dan manisnya iman untuk tetap berada di jalan-Nya yang tentunya bisa mengantarnya
menuju surga-Nya. Apalah arti mendapatkan segala sesuatunya di dunia kalau kita
tak dapat meraih "segalanya" di akhirat?
Hidup hanya sekali,
dan tak tahu kapan kita akan kembali.
Tak ada jaminan sama sekali kita bisa menghadapi kematian dengan husnul
khatimah dan di hari penghisaban kita akan masuk surga. Karena tidak sedikit dari mereka yang selama hidupnya beriman,
tetapi ketika menghadapi kematian
mereka dalam keadaan kafir. Begitupun
sebaliknya.
Dan tentunya kita ingin meraih kebaikan sebanyak-banyaknya.
maka istiqamalah wahai saudaraku.
Sudahkah kita mempersiapkan "bekal"?
Sudahkah kita siap ketika diminta pertanggungjawaban di hadapan-Nya?
Mari muhasabahh diri sendiri.
Mari mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan
Semoga bermanfaat dan tetap istiqamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar