Senin, 30 Juli 2012

Istiqamalah!


Bismillah.

Lucu ya?

Uang Rp 20.000-an terlihat begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid. Tetapi begitu kecil bila membawanya ke mall.
Tiga puluh menit terasa terlalu lama untuk berdzikir. Tetapi betapa pendeknya waktu itu untuk menghabiskan waktu dengan orang yang belum tentu bersama kita.
Betapa lamanya dua jam berada di Masjid. Namun, betapa cepatnya dua jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop.
Susahnya merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tetapi betapa mudahnya mencari bahan obrolan bila bertemu teman atau pacar.
Betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit, tetapi betapa bosannya bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan, kelamaan bacaannya.

Merasa sangat membosankan membaca Al-Quran 1 halaman saja, tetapi novel best-seller 100 halaman pun habis dilalap. Bahkan tidak cukup satu hari.
Orang-orang saling berebut barisan paling depan untuk menonton bola atau konser, tetapi berebut shaf paling belakang bila dalam shalat agar bisa cepat keluar.
Susahnya punya keinginan berpartisipasi untuk dakwah, tetapi mudahnya berpartisipasi dalam menyebarkan gosip.
Begitu banyak orang segan/takut dipanggil sama bos, pejabat, dan orang "besar" lainnya, tapi begitu banyak orang yang cuek jika ada panggilan adzan.
Betapa semangatnya kita mempelajari ilmu dunia untuk mendapatkan indeks prestasi (IP) yang terbaik dan disanjung oleh penduduk bumi ketimbang mempelajari ilmu agama yang jelas-jelas bisa membawa kita menuju surga-Nya dan disanjung penduduk langit.
Begitu hancurnya hidup ketika orang yang dianggap sebagai sang "pemilik hati" berkata, " Sudahlah, kita lebih baik putus!" ketimbang jauh dari sang pemilik "kehidupan".

Naudzubillah.
Begitu mudahnya mengucapkan pujian kepada orang-orang yang diidolakan (sekalipun merekaa hina dihadapan-Nya) ketimbang mengucapkan pujian terhadap-Nya. Apakah berat?
Kita bisa mengirim ribuan jokes lewat email, bbm, blog, fb ataupun twitter, tetapi bila mengirim dan menyebarkan yang berkaitan dengan kebaikan sering berpikir dua-kali. Apa ada yang salah? Apaa itu memalukan?

Ingatlah! Allah memberikan dunia kepada setiap manusia. Tak pandang ia beriman atau tidak. Tetapi tidak semua manusia bisa merasakan hidayah dan manisnya iman untuk tetap berada di jalan-Nya yang tentunya bisa mengantarnya menuju surga-Nya. Apalah arti mendapatkan segala sesuatunya di dunia kalau kita tak dapat meraih "segalanya" di akhirat?

Hidup hanya sekali,
dan tak tahu kapan kita akan kembali.
Tak ada jaminan sama sekali kita bisa menghadapi kematian dengan husnul khatimah dan di hari penghisaban kita akan masuk surga. Karena tidak sedikit dari mereka yang selama hidupnya beriman, tetapi ketika menghadapi kematian mereka dalam keadaan kafir. Begitupun sebaliknya.



Dan tentunya kita ingin meraih kebaikan sebanyak-banyaknya.

maka istiqamalah wahai saudaraku.
Sudahkah kita mempersiapkan "bekal"?
Sudahkah kita siap ketika diminta pertanggungjawaban di hadapan-Nya?
Mari muhasabahh diri sendiri.
Mari mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan


Semoga bermanfaat dan tetap istiqamah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar