“Ahh, kamu deh yang adzan! suaraku lagi parau ini.”
“Lah, apalagi saya! Suaraku nggak
bagus-bagus amat!”
“kalau aku sih, nggak pede! Entar
diketawain deh!”
“Apalagi saya! Nggak ngafal
adzannya! ” *dubrak
Hehe, jangan sampai deh alasannya
kayak gini. Masa’ adzan gak dihafal? Hehe!
Banyak alasan para lelaki minder,
malu dan takut untuk jadi muadzin. Selain alasan tadi, bisa jadi para lelaki
kurang bersemangat karena kurang mengetahui keutamaan dari mengumandangkan
adzan itu sendiri. Nah, berikut kami sedikit menyinggung mengenai keutamaan
mengumandangkan adzan dengan harapan agar timbul semangat jika memiliki
kesempatan menjadi muadzin. Semoga tersinggung karena tersinggung dalam hal
kebaikan itu baik.
Dari
Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya beradzan dan menempati shaf pertama - di waktu shalat, kemudian mereka tidak menemukan jalan untuk memperolehnya itu melainkan dengan cara mereka mengadakan undian, niscayalah mereka akan melakukan undian itu. Juga andaikata para manusia mengetahui betapa besar pahalanya datang lebih dulu - untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk itu. Demikian pula andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya shalat isya dan shalat shubuh -dengan berjamaah- niscayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abdullah bin Abdur Rahman bin
Abu Sha'sha'ah bahwasanya Abu Said al-Khudri r.a. berkata padanya:
"Sesungguhnya saya melihat engkau suka sekali pada
kambing dan tempat-tempat di desa, maka jikalau engkau berada di tempat
kambingmu atau di desamu, lalu engkau beradzan untuk bersembahyang, maka
keraskanlah suaramu dengan beradzan itu, karena sesungguhnya tiada seorang jin,
manusia atau sesuatu apa pun yang mendengar dengungan suara muadzzin itu,
melainkan ia akan menjadi saksi untuknya pada hari kiamat."
Abu Said berkata: "Saya mendengar yang sedemikian itu
dari Rasulullah SAW." (Riwayat Bukhari)
Janganlah karena malu menghalangi
semangat kita untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Janganlah dengan
alasan yang sepele menyebabkan kita melewatkan kesempatan yang berharga. Jadi
kalau ada kesempatan untuk menjadi muadzzin, apa salahnya dicoba dengan niat ikhlas
untuk mengharap pahala-Nya?
Lalu, kalau sudah selesai adzan,
jangan lupa baca doa sesudah adzan, Gan! Supaya kita termasuk orang-orang yang
mendapatkan syafaat kelak dihari kiamat, Insya Allah!
Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang ketika - sudah selesai - mendengarkan adzan lalu
mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah yang Maha Menguasai doa yang
sempurna serta shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad
wasilah dan keutamaan, bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang telah
Engkau janjikan," maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari
kiamat." (Riwayat Bukhari)
Oia, selain besar pahalanya menjadi
seorang muadzzin, antara waktu adzan dan iqamat terdapat waktu yang mujarab loh
untuk berdoa! Apalagi kalau kita jarang mendapati waktu-waktu yang mujarab
untuk berdoa, seperti sepertiga malam (karena kurang terbiasa bangun), maka
sangat disayangkan kalau kita melewatkan waktu tersebut.
Dari Anas r.a., berkata: "Rasulullah SAW bersabda:
"Doa itu tidak akan ditolak antara adzan dan iqamat." Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah
Hadits hasan.
Hanya dengan menjadi muadzzin,
membaca doa sesudah adzan, serta berdoa di antara waktu adzan dan iqamat saja udah
dapat pahala dan ampunan-Nya. Belum lagi kalau ngerjain shalatnya lagi.
Ditambah lagi kalau udah berjama’ah di masjid. Wuah, lengkap banget tuh seperti
gado-gado! (apa hubungannya coba! hehe!)
Yang jelas, untuk dapat pahala dan
ampunan-Nya itu nggak susah! Amat sangat gampang! Tapi, dengan catatan bro! Ada
kemauan!
Tetap semangat dan istiqamah yaa!
Semoga bermanfaat
Referensi:
Riyadhus shalihin, kitab fadhail, bab
186, keutamaan adzan
Subbahanallah... Tulisanmu ini sgt bermanfaat sekalih...
BalasHapus:p