Senin, 30 Juli 2012

jadii muadzin? Kenapa tidak!

Bismillah.

“Ahh, kamu deh yang adzan! suaraku lagi parau ini.”
“Lah, apalagi saya! Suaraku nggak bagus-bagus amat!”
“kalau aku sih, nggak pede! Entar diketawain deh!”
“Apalagi saya! Nggak ngafal adzannya! ” *dubrak

Hehe, jangan sampai deh alasannya kayak gini. Masa’ adzan gak dihafal? Hehe!
Banyak alasan para lelaki minder, malu dan takut untuk jadi muadzin. Selain alasan tadi, bisa jadi para lelaki kurang bersemangat karena kurang mengetahui keutamaan dari mengumandangkan adzan itu sendiri. Nah, berikut kami sedikit menyinggung mengenai keutamaan mengumandangkan adzan dengan harapan agar timbul semangat jika memiliki kesempatan menjadi muadzin. Semoga tersinggung karena tersinggung dalam hal kebaikan itu baik.

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Andaikata manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya beradzan dan menempati shaf pertama - di waktu shalat, kemudian mereka tidak menemukan jalan untuk memperolehnya itu melainkan dengan cara mereka mengadakan undian, niscayalah mereka akan melakukan undian itu. Juga andaikata para manusia mengetahui betapa besar pahalanya datang lebih dulu - untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk itu. Demikian pula andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya shalat isya dan shalat shubuh -dengan berjamaah- niscayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abdullah bin Abdur Rahman bin Abu Sha'sha'ah bahwasanya Abu Said al-Khudri r.a. berkata padanya:

"Sesungguhnya saya melihat engkau suka sekali pada kambing dan tempat-tempat di desa, maka jikalau engkau berada di tempat kambingmu atau di desamu, lalu engkau beradzan untuk bersembahyang, maka keraskanlah suaramu dengan beradzan itu, karena sesungguhnya tiada seorang jin, manusia atau sesuatu apa pun yang mendengar dengungan suara muadzzin itu, melainkan ia akan menjadi saksi untuknya pada hari kiamat."
Abu Said berkata: "Saya mendengar yang sedemikian itu dari Rasulullah SAW." (Riwayat Bukhari)

Janganlah karena malu menghalangi semangat kita untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Janganlah dengan alasan yang sepele menyebabkan kita melewatkan kesempatan yang berharga. Jadi kalau ada kesempatan untuk menjadi muadzzin, apa salahnya dicoba dengan niat ikhlas untuk mengharap pahala-Nya?

Lalu, kalau sudah selesai adzan, jangan lupa baca doa sesudah adzan, Gan! Supaya kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaat kelak dihari kiamat, Insya Allah!

Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang ketika - sudah selesai - mendengarkan adzan lalu mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah yang Maha Menguasai doa yang sempurna serta shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan," maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)

Oia, selain besar pahalanya menjadi seorang muadzzin, antara waktu adzan dan iqamat terdapat waktu yang mujarab loh untuk berdoa! Apalagi kalau kita jarang mendapati waktu-waktu yang mujarab untuk berdoa, seperti sepertiga malam (karena kurang terbiasa bangun), maka sangat disayangkan kalau kita melewatkan waktu tersebut.

Dari Anas r.a., berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Doa itu tidak akan ditolak antara adzan dan iqamat." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.

Hanya dengan menjadi muadzzin, membaca doa sesudah adzan, serta berdoa di antara waktu adzan dan iqamat saja udah dapat pahala dan ampunan-Nya. Belum lagi kalau ngerjain shalatnya lagi. Ditambah lagi kalau udah berjama’ah di masjid. Wuah, lengkap banget tuh seperti gado-gado! (apa hubungannya coba! hehe!)
Yang jelas, untuk dapat pahala dan ampunan-Nya itu nggak susah! Amat sangat gampang! Tapi, dengan catatan bro! Ada kemauan!

Tetap semangat dan istiqamah yaa!

Semoga bermanfaat

Referensi:
Riyadhus shalihin, kitab fadhail, bab 186, keutamaan adzan


1 komentar: