Rabu, 11 April 2012, pukul 13.45, RPA tanpa dosen.
Teng-tong!
Telepon genggamku berbunyi. Itu nada deringnya. Menandakan
pesan singkat mendarat di telepon genggamku yang hampir berusia 2 tahun. Bunyinya
simple, tidak ribet, tidak Me-Tal (melow
total), tidak Avenged7Foll, tidak
agnes monica, tapi punya arti yang
dalam.
Sms tersebut berasal salah seorang teman belajarku.
“Siap2...minggu dpn
udah ad pengumuman penerimaan asisten anatomi...”
Takk!
Berita ini benar-benar mengacaukan pikiranku. Bagaimana
tidak, disaat sedang disibukkan dengan amanah besar sebagai ketua panitia, saya
dikagetkan dengan adanya berita penerimaan asisten. Tentunya, waktu dan
pikiranku harus terbagi.
“Aduh, kenapa harus disaat seperti ini sih! Mana belum ada persiapan
lagi.”
Berharap berita tersebut belum tentu benar, saya ingin
menemui Rima, seorang teman yang mengirimkan pesan singkat tadi, untuk memastikan
langsung dari mulutnya.
“Belum ada pengumuman
resmi sih dari bagian anatomi.” Aku Rima.
“Trus, kamu tau dari
mana?”
“Kebetulan tadi saya
diberitahu sama kak Damar.”
Sepertinya kemungkinan besar memang minggu depan dimulai.
Sebab yang memberitahukan Rima adalah salah seorang asisten anatomi. Pikiran
ini pun bertambah kacau.
“Semoga penerimaan
faal belum dibuka juga minggu depan, yaa Allah!”
Terbersit doa dalam hati, berharap diberikan yang terbaik.
Yaa, fisiologi.
Senin, 23 April 2012, pukul 07.20, bagian Anatomi
“Hmm, sudah ada yaa.”
Selembar kertas bertuliskan “Pendaftaran Penerimaan Asisten
Anatomi, Periode 2012/2013” berikut dengan segala persyaratannya terpajang di papan
pengumuman bagian anatomi.
Walaupun berita pengumuman penerimaan asisten baru anatomi
itu benar, hatiku sedikit lega. Kemarin saya sudah sempat meng-copy sebuah diktat merah dari Joi, salah
seorang sahabat yang kebetulan juga dia adalah koordinator asisten anatomi.
“Ini kitabnya
anatomi, Yan! Kalau kamu benar-benar berniat masuk, pelajarilah buku ini.”
Kata-katanya sedikit memberikan sebuah harapan. Semoga buku
ini bisa membantu banyak.
Jeng-jeng!
Walhasil, buku ini pun berhasil membuat rambutku keriting.
“Buku ini sih cocok
buat orang yang mau nge-kritingin rambut lurusnya, huh! Sepertinya saya tidak
berbakat menghafal!"
Tiga hari kemudian, pukul 07.50, koridor lantai 2.
Saat berjalan menuju ruang kuliah, langkahku terhenti
sejenak melihat kertas yang tertempel di sudut papan pengumuman bagian
fisiologi. Kertas yang sejak beberapa hari yang lalu tidak pernah tertempel
disitu. Takpernah terlihat dan takpernah
ada sebelumnya.
“Pendaftaran
Penerimaan Asisten Fisiologi, Periode 2012/2013”
Tanpa pikir panjang, saya men-jepret kertas tersebut.
“Untung persyaratannya
juga memenuhi.” Batinku.
Antara bahagia dan kalut. Bahagia karena bagian yang selama
ini saya impikan untuk menjadi asisten disitu akhirnya terbuka. Fisiologi, yaa,
fisiologi. Satu-satunya materi dari biomedik yang sudah membuat saya faal in love.
Sisi lain, kalut juga datang. Persiapan seleksi asisten, pertimbangan
terhadap anatomi, ketua panitia, kuliah, semua mewarnai kekalutan itu.
Layaknya anak muda labil yang sedang galau menunggu
kepastian. Saya bingung menentukan menjadi asisten dibagian anatomi atau
fisiologi. Pertimbangannya sebenarnya dengan alasan yang sederhana dan klasik;
banyak orang-orang cerdas (baca: dewa) yang mau menjadi asisten fisiologi dan
takutnya jika dilayangkan pertanyaan saat tes presentasi, saya tidak bisa
menjawab dengan tepat atau yang lebih parah jawabannya ngawur.
“Kan nda lucu? Apalah
saya ini kasian!” Pikirku.
Belum lagi dengan persiapan yang masih sangat minim.
Sedangkan di bagian anatomi tidak ada tes presentasi dalam
tahapan seleksinya dan saya pikir karena ilmu anatomiku kurang, saya ingin
memperdalamnya dengan cara menjadi seorang asisten di bagian tersebut. Itu
pertimbanganku. Walaupun sebenarnya bertentangan dengan hati karena saya
sendiri mudah lupa jika mengingat suatu pelajaran yang berbau hafalan.
PING!!!
Ada pesan via Blackberry
Messengger.
“Ooh, BM dari kak Afandy.”
Afandy: Yann..bentar
kamu shlat mghrib d msjid kan? Aku mau ngasih bingkisan nih dr gramedia pn’bit krn
udah undang kami k’jasama d acaramu kemarin de’.
Ian: Ooh, iaa kak!
Insya Allah. Sy pulang sblum maghrib kok!
Afandy: Sip!
Kak Afandy adalah salah satu karyawan dari gramedia penerbit
yang bekerja di bagian marketing. Kemarin saat event pertama pembukaan Hari
Kesehatan Dunia (HKD), saya mengajaknya untuk bekerja sama dan terlibat dalam
kegiatan besar dari fakultasku. Kami shalat maghrib berjama’ah bareng di masjid
yang takjauh dari rumah kami. Kebetulan, rumah kami pun berdekatan. Seusai
shalat, kak Afandy mengantarku pulang dengan kuda besinya sampai di depan pagar
rumah. Lalu, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
“Nih, bingkisan buat
kamu.”
Kak Afandy menyodorkan sebuah benda yang terbungkus dengan kertas
kado bermotif batik.
“Isinya apaan, Kak?”
tanyaku selidik.
“Hehe, buka aja.”
Kurobek kertas kadonya perlahan.
Sreeeekk
Dan ternyata, bingkisan tersebut berisi sebuah novel. ‘5cm’.
Novel yang sedari dulu ingin sekali saya membacanya.
“Allhamdulillah, makasih
novelnya kak! Dari dulu saya pengen banged baca ni buku.”
“Hehe, sama-sama, De’. Baca sampai habis! Keren loh ceritanya.”
“Insya Allah. Oia kak,
saya lagi bingung nih.”
“Bingung kenapa, De’?
Bukan galau karena nggak ada cewek yang naksir, kan?
“Hahahaha, iaa, galau, Kak! Tapi bukan karena cewek. Kalau soal itu sih saya malah takut banyak yang
naksir! Hahaha!”
“Hehehe, yaa
udah. kamu lagi punya masalah yaa?”
“Nggak juga dibilang
masalah sih kak. Gini kak, saya bimbang nentuin mau jadi asisten di bagian
mana, Kak. Pertimbanganku, di anatomi itu,,, bla-bla-bla-bla-bla. Kalau di faal
itu,,, bla-bla-bla-bla-bla.”
Penjelasanku kepada kak Afandy tentang gundah gulana yang
saya hadapi terhadap anatomi dan fisiologi dengan menggunakan bahasa planet
yang sebagian besar hanya dimengerti oleh sesama profesi, membuat keningnya
berkerut takkaruan.
“.....Gituu kak!”
“Hahaha. Saya nggak ngerti
sama sekali tentang anatomi dan fisiologi yang kamu bicaraain, De’. Tapi, kalau
itu adalah pilihan, pilih yang kamu sukai dan enjoy untuk kamu jalanin. Pililah
dimana ‘hati’mu berada, lalu kejarlah. Kejar impianmu itu.”
“Tapi kalau gagal
gimana, Kak?
“Our greatest glory is
not in never falling. but in rising every time we fall.”
Saya terdiam sejenak.
“Kakak percaya. kamu
bisa, De’! jadikan mimpi, cita-cita, dan doa adalah segalanya dalam usaha yang
kamu lakukan. Semoga dimudahkan.”
Setelah bertapa dengan istikharah, memohon secercah cahaya
melalui dhuha serta meminta pendapat dan dukungan dari sahabat serta teman-teman
sejawat, akhirnya saya men-talak
anatomi lalu me-minang fisiologi.
Keputusan itupun saya ambil dengan sangat cepat. Saking cepatnya, saya keteteran
seperti seorang pasien yang dipasangkan kateter untuk mengurus berkas yang harus dimasukkan sebagai
syarat mengikuti seleksi asisten fisiologi. Bagaimana tidak, satu hari sebelum
penutupan pemasukan berkas barulah saya urus.
“Semoga masih
sempat.”
to be continued.
to be continued.
Saat sy baca cerita ini sy sangat menikmatinya. Kenapa? Pertama, gaya bahasa yg kamu pake ringan, mudah dipahami, mengalir begitu saja. Kedua: leloconx dan celutukanx dapet sekalih. Sindiran yg dipake adalah sesuatu yg memang msh happenings saat ini. Gak basi. Sewaktu baca sy sangat sempat kepikiran di benakku "ini anak punya potensi, tulisanku bahkan tdk lbh baik dari ini". Keren.
BalasHapusTerkadang, Memang klo kita buat atau kerjakan sesuatu dgn serius pasti hasilx bagus... Total banget ceritamu ini... Kece..
Kayax sy punya saingan skrg. .Hehehe..
hehe..apalah saya ini kak..baru belajar mulai menulis :)
BalasHapustanpa saran, msukan dan kritik dari bang fadly, saya nda bisa juga menghasilkan cerpen ini..
mhon bimbingannya kak..hhe!
Ceritanya seperti pernah saya alami sendiri... hahaha... :)
BalasHapusDari judulnya boyband sya pikir bakal bicara boyband beneran.. hahaha... sip2 ceritanya bersambung yah... bikin gantung sja... heheh
yakin??
Hapushaha..bacamii nanti lanjutannya..hhe!
mkasih udit sdh baca :)
sama. galaunya sama.
BalasHapusmasa'? perasaan galaunya nda seperti saya.. kan 1 ji? hhe..
Hapushahah.... kayanya pengalaman pribadi akh.... :)
BalasHapushehe, alhamdulillah :D
Hapussyukron sudah dibaca akh..
Nggak lucu ceritanya... Tapi kenapa saya ketawa terus baca tulisan ini ya??
BalasHapushehe, semoga episode berikutnya bisa bgtu juga :D
Hapusnama : IBNU HIDAYAT,tp knp d sapa 'Yann' ? nyambung dr mna kak?
BalasHapusanatomi itu bikin gila!!!!!!
namanya di samarkan de'..nda bagus kalau namaku langsung..
Hapussmua nama disitu juga samaran..hhe!